Profil

Foto saya
Kota Tangerang, Banten, Indonesia
Tiada usaha yang ikhlas, kecuali Insyaallah akan dibalas oleh Allah. Belajar adalah usaha, maka Insyaallah, Allah akan membalas dengan memudahkan belajar seseorang dan menambahkan ilmu atas usahanya

ZAWIYAH

Minggu, 15 Juni 2014

KANA WA AKHWATUHA




KANA WA AKHWATUHA

KANA adalah fiil Naqish. Fiil ini disebut juga fill nasikh (jamaknya nawasikh), disebut nasikh sebab fill ini menghilangkan fa’ilnya atau tidak membutuhkan fa’il (subyek) sebab fiil ini menjelaskan waktu dan keadaan suatu benda dan tidak menunjukkan perbuatan yang membutuhkan subyek.  KANA memiliki kawan-kawan fi’ilnya yang fungsinya dalam kalimat adalah sama, yaitu:

مَادَامَ
ماَزَالَ
بَاتَ
أَمْسَى
ظَلَّ
أَضْحَى
أَصْبَحَ
لَيْسَ
صَارَ
selama
masih
Men-jadi
Men-jadi
Tetap, senan-tiasa
Men-jadi
Men-jadi
Bukan tidak
jadi

FUNGSI KANA
-         Kana dan kawan-kawannya  mengawali jumlah  ismiyyah, yakni kalimat yang tersusun dari mubtada (isim yang menjadi pokok kalimat) dan khabar (yang menjadi predikat)
-         Pada mulanya, mubtada dan khabar berakhiran rafa (tanda aslinya dhommah)
-         Ketika KANA atau salah satu kawan-kawannya mengawali mubtada khabar, maka akan terjadi perubahan bunyi akhir pada khabarnya saja, yang aslinya rafa atau marfu’ (tanda aslinya dhommah) akan berubah menjadi nashab atau mansub.
-         Perhatikan contoh berikut:
اللهُ عَلِيْمُ
كَانَ اللهُ عَلِيْمًا
Perhatikan kalimat pertama, kata اللهُ  berkedudukan sebagai mubtada  dan  عَلِيْمُ sebagai khabar, kedua-duanya berakhiran rafa atau marfu yang ditandai dengan harakat dhommah.
Perhatikan pada kalimat kedua, ketika kalimat tersebut diawali fiil كان   dan perhatikan perubahan bunyi akhir hanya pada khabarnya saja yaitu pada kata yang aslinya berbunyi عليمٌ  kini berubah menjadi عَلِيْمًا

KANA WA AKHWATUHA berfungsi bukan hanya pada bentuk fi’il madhinya saja, tapi juga pada fi’il mudhari dan fi’il  amar yang dimilikinya.

-         Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa كان dan kawan-kawannya : MEMASUKI JUMLAH ISMIYYAH, LALU MENJADIKAN ISIMNYA (MUBTADA) BERBUNYI RAFA DAN KHABARNYA BERBUNYI NASHAB (MANSUB)

Perhatikan contoh-contoh berikut :

وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
لَيْسُوا سَوَاءً مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ  (آل عمران 113 )
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا (آل عمران 103)

Selasa, 10 Juni 2014

Bentuk-bentuk isim Tafdhil




Beberapa pola bentuk isim tafdhil

Isim tafdhil dibentuk dari kata sifat dalam berbagai bentuknya. Pada dasarnya isim tafdhil berbentuk أَفْعَلُ namun bentuk jadinya tergantung pada kata aslinya.

Berikut ini beberapa pola isim tafdhil dari kata sifat yang memiliki bentuk yang berbeda pula:

No
Kata sifat biasa
Isim tafdhil
Pola 1
كَبِيْرٌ
أَكْبَرُ
جَمِيْلٌ
أَجْمَلُ
بَعِيْدٌ
أَبْعَدُ
قَرِيْبٌ
أَقْرَبُ



Pola 2
عَالِـمٌ
أَعْلَمُ
جَاهِلٌ
أَجْهَلُ
سَالِـمٌ
أَسْلَمُ
صَادِقٌ
أَصْدَقُ



Pola 3
صَحِيْحٌ
أَصَحُّ
حَقِيْقٌ
أَحَقُّ
حَبِيْبٌ
أَحَبُّ
رَقِيْقٌ
أَرَقُّ



Pola 4
ضَالٌّ
أَضَلُّ
حَارٌّ
أَحَرُّ
عَامٌّ
أَعَمُّ
دَالٌّ
أَدَلُّ



Pola 5
صَافٍ
أَصْفَى
عَالٍ
أَعْلَى
غَالٍ
أغْلَى
رَاجٍ
أَرْجَى



Pola 6
غَنِيٌّ
أَغْنَى
سَرِيٌّ
أسْرَى
خَفِيٌّ
أَخْفَى
جَلِيُّ
أَجْلَى
Khusus untuk dua kata berikut ini , isim tafdhilnya tidak berubah dari kata aslinya

خَيْرٌ
خَيْرٌ

شَرٌّ
شَرٌّ