MUDHAF ILAIH
Perhatikan contoh
berikut:
بسم
الله الرحمن الرحيم
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2)
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ
خَوْفٍ (4)
Kata-kata yang bercetak biru:
1.
kata إِيلَافِ yang disandarkan kepad isim ma’rifat yang berwarna merah yaitu قُرَيْشٍ
2.
kata إِيلَافِ yang disandarkan kepad isim ma’rifat yaitu dhomir yang berwarna merah : هـِمْ
3.
kata رِحْلَةَ yang disandarkan
kepad isim ma’rifat yang berwarna merah yaitu الشِّتَاءِ
4.
Kata رَبَّ yang disandarkan kepad isim
ma’rifat yang berwarna merah yaitu هَذَا
Penjelasan
Isim-isim
yang berwarna biru tersebut pada awalnya adalah isim nakirah yaitu isim yang
menunjuk kepada sesuatu yang masih umum, kemudian kata tersebut disandarkan
atau ditambahkan kepada salah satu isim ma’rifat, maka kata yang awalnya
nakirah (umum) kini berubah menjadi ma’rifat (tertentu)
Kata
yang bercetak biru yang dikaitkan kepada kata selanjutnya disebut mudhaf ( مضاف ) sedangkan kata yang menjadi sandarannya,
atau yang ditambahkan kepadanya, yaitu kata-kata yang bercetak merah, kata
tersebut disebut mudhaf ilaih ( مضاف إليه )
Ciri-ciri
mudhaf (untuk fungsi membuat nakirah
menjadi ma’rifat):
a.
Isim
b.
Tidak diawali
alif lam ta’rif
c.
Tidak diakhiri
tanwin
d. Tidak
diakhiri huruf nun (apabila isim mutsanna atau jamak mudzakkar salim)
Sedangkan cirri mudhaf
ilaih adalah keadaan akhirnya berkeadaan
Jar yang biasa ditandai dengan:
a. Kasrah, apabila isim mufrad atau jamak
taksir
b. Ya, apabila jamak mudzakkar salim
c. Apa adanya (mabni) apabila isim dhamir, isim
isyarah, isim maushul